Tuesday, July 19, 2005

Money or Career Oriented

Ini mungkin yang selalu ada di otak para fresh graduater :). Ketika mereka melamar pekerjaan , mana yang akan dipilih.Biasanya untuk yang money oriented butuh skill yang cukup tinggi dan keberuntungan juga , sedangkan yang kedua lebih kearahloyality dan safety. Hal2 itu juga bertemu denganku ketika pas baru lulus, aku dengan knowledge java yang pas2an diterima dicompany kelas menengah tetapi dengan gaji yang lumayan gede. Setelah hampir 1 tahun mencari jati diri :D, akhirnya aku mendapatsaran dari senior bahwa untuk pertama2 memang untuk yang mengejar karir terasa bergaji kecil. Karena mungkin untuk membuktikanloyalitas dan kemampuannya. Pada selanjutnya aku coba analogikan dengan si A (money) dan si B(career) dalam pekerjaan dunia IT.

Namun seiring dengan waktu, suatu saat (mungkin 2-3 tahun ) maka si B ini akan mendapatkan promosi jabatan , misal dari developer menjadi programmer analyst. Otomatis salarynya akan naik, ini merupakan penghargaan dari company terhadap kinerja dan loyalitas kita.Sedangkan si B , karena mengejar uang, maka setiap kontrak selesai dia akan mencari pekerjaan dengan salary yang lebih gede dari sebelumnya tapi dengan posisi yang sama yaitu developer. Apa yang terjadi 6-7 tahun lagi ?

Kemungkinan besar, si A akan tetap menjadi developer dan pada akhirnya akan menurunkan rate salarynya lebih rendah ato palingtidak tetap dengan salary terakhir, karena untuk posisi jabatan tertentu pastilah ada batasan range salary yang jelas. Masalahnya companyakan berpikir logis, bagaimana mungkin akan mengeluarkan budget besar hanya untuk seorang developer, akan lebih baik apabila dipakaiuntuk orang yang lebih bermanfaat. Sedangkan si B sangat mungkin akan dipromosikan menjadi system analyst yang notabene memiliki salarylebih tinggi dibanding developer. Nah , sekarang apa yang bisa jadi bahan perbandingan ? secara OTE (On Total Earning) maka si A dan si Bakan memperoleh total pendapatan yang sama, karena pada menjelang tahun2 terakhir salary si B lebih baik. Dan apa kelebihan dari masing2 ? untuk si Akemungkinan hanya masalah skill saja sangat bagus, sedangkan si B akan memperoleh salary selanjutnya yang lebih besar dan lebih baik, sertadia bisa lebih mudah berpindah company karena posisinya yang lebih strategis dibandingkan si A.

Analogi itulah yang saya pikirkan , meskipun tidak sepenuhnya benar dan tepat karena semua tergantung kerja keras dan faktor keberuntungan.Namun kedepannya bisa saja itu terbukti, dan sekarang saya mencoba untuk merintis kembali ke jalan karier. Tetapi ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan, antara lain : salary mendekati salary kontrak (lebih kecil sedikit:(), kesempatan karier dan kesempatan ke luar negeri. Hal inilahyang saya harapkan dan saya kejar di company saya yang baru. Semoga semuanya berjalan dengan lancar... Amien.

Sekali lagi ini merupakan analogi , bisa terbukti bisa tidak , dan semua tergantung dari pemikiran masing2 temen2. Soalnya ada beberapa daritemen2 yang mungkin lebih suka free dan berkembang dengan bebas. Mohon masukannya :D

9 comments:

Anonymous said...

allow jang gmn kabar??

kebetulan kasus gua sama, jadi ikut bagi bagi komentar.

slama kuliah ane juga lumayan sering kerjain proyek, dan duitnya emang lumayan.

ane berusaha berprestasi baik di skill, IPK atau bidang lain, ane juga ambil sertifikasi CCNA, dengan bayangan seorang mahasiswa yang belum berfikir panjang waktu itu, pokoknya abis lulus kerja gaji gedhe menikmati hidup.

bulan oktober wisuda november kirim lamaran, desember ak di terima sebagai dosen pegawai negri sipil di DEPDIKNAS jakarta, ditempatkan di solo.
sebelumnya aku sama sekali nggak punya bayangan jadi PNS apalagi di kota sekecil solo, waktu itu aku daftar karena di suruh ortu.

dan setelah aku masuk universitasnya dan melihat gajinya, aku sempat kaget bukan kepalang, seakan semua skill, piagam, IPK dan ijazahku sia sia, gajinya kecil. universitas kecil fasilitasnya jauh dari sttt atau universitas swasta tempat aku ngajar sebelumnya.

aku dah sempat mau keluar tapi kbetulan ortu terus meyakinkan untuk mecoba dulu PNS,

terus aku coba berfikir dengan kepala dingin, dan aku jalanin pekerjaan dengan gaji awal yang mungkin paling kecil dibanding teman teman lain, tapi setelah 3 bulan aku menyelami dunia dosen PNS, aku baru sadar dan memikirkan tentang beberapa hal :
- jenjang karir :
aku mendapatkan kemungkinan kenaikan karir sepanjang hidupku, karena hampir tidak ada pemecatan PNS.
- kenaikan gaji berkala sebagai kompensasi masa kerja, gajiku selalu naik tiap jangka waktu tertentu walaupun aku tidak berprestasi sama sekali, kalo kau berprestasi(identik dengan sekolah s2 - s3 dst, nulis buku, karya ilmiah, penelitian, pelatihan seminar dll), ada kenaikan pangkat fungsional sesuai tingkat prestasiku yang tentunya diikuti dengan kenaikan gaji.

- jaminan hari tua, aku sudah tidak pusing lagi mikirin nabung buat hari tuaku, karena ada pensiun.

- jaminan kesehatan (askes)
- jaminan keluarga (tunjangan anak istri) satu turunan. sebagai cowok aku punya kewajiban menghidupi keluarga, kondisi paling tidak di harapkan aku meninggal saat anak masil kecil, istri dan anak2ku tetap mendapatkan gajiku sampai mereka mandiri(anak2 dah kerja sendiri).
- jaminan kepemilikan rumah BAPETARUM.
- jaminan sekolah s2 gratis.

aku melihat ini tidak terjadi hanya di kasus PNS, tapi juga di Telkom, Pertamina(BUMN lain), atau di swasta skala besar yang mapan.

bisa di bilang kesimpulan:

>> kalo mau mengejar karier pastikan tempat anda mengejar karir punya kapabilitas yang cukup.
Jadi jangan berkarir di perusahaan yang jenjang dan aturan karirnya gak jelas.
Jadi percuma kalo masuk dengan gaji 5 juta 10 tahun ke depan gaji anda tetap 5 juta atau cuman nambah cuman 100 ribu atau malah turun atau lebih parah lagi malah bangkrut.

>> pastikan panjang dan tingkat karir yang anda sesuai dengan bidang dan harapan anda, contoh kerja di bag EDP suatu perusahaan non IT, contoh INDOFOOD, Atau Rumah sakit, jadi jangan berharap nanti akan menempati jabatan tinggi, karena jabatan tinggi di perush tsb bukan untuk orang IT, contoh di RS, anda nggak mungkin masuk jajaran direksi, karena hanya dokter yang bisa. paling mentok jadi manager EDP. yang notabene dianggap tukang di perusahaan non IT, karena sadar atau tidak sadar kita sering di anggap tukang atau staff teknik di perusahaan non IT. atau garis besarnya jangan meniti karir yang bukan bidang kita(tapi kalo mau pindah haluan skalian ga papa).

>>> kalo mau meniti karir di suatu perush, aturannya harus jelas,
jangan sampai naik pangkat atau tidak tidak ada aturannya hanya tergantung mud dan pdkt dengan pimpinan. contoh aturan yang jelas : tiap bekerja 2 tahun pasti naik satu tingkat, kalo dah s2 pasti langsung golongan VI, atau kalo dah pernah berprestasi tingkat nasional gaji langsung naik sekian. atau apalah yang penting jelas.

>>> biasanya perusahaan dengan struktur karir jelas, fasilitas jelas, masa depan jelas gaji pokok awalnya tidak besar, karena dia harus menyediakan kenaikan pangkat, fasilitas, dan jaminan jaminan lain, termasuk jaminan kelangsungan hidup perusahaan.

>>> satu lagi : dengan struktur dan aturan karier yang jelas, kerja itu jadi semangat, punya cita cita dan target dengan kepastian tentunya.


________________end_of_karir_______

Kalo nggak mau meniti karir juga nggak salah, malah penghasilan biasanya lebih gedhe, yang penting harus pintar menabung, bikin target sendiri, perhitungkan kondisi 5 - 10 - 20 -30 tahun ke depan.

sehingga targetnya bukan posisi tapi penghasilan.
Jadi mikirnya : "kira kira saya sekarang harus berpenghasilan berapa, biaya hidup berapa, dua tahun lagi penghasilan saya harus berapa?, dst" lebih mirip :"harus membuat karir sendiri."

T A P I >>>!!!!!!!!!!!!!

sebetulnya itu semua hanya perhitungan logis manusia, terlepas dari yang namanya pak BEJO, ma pak NASIB, karena rejeki orang sendiri sendiri, dah ada yang ngatur.

jadi saran terakhir:
NGGAK USAH TERLALU DI PIKIRKAN AMPE STRESSS, SEKEDAR DI PERHITUNGKAN SAJA. Bekerja sebaik baiknya terus hasil dan kedepannya di pasrahkan pada NYA dengan tetap berusaha, trus tidur nyeyak.


semoga bisa di jadikan masukan

Jajang Kavita said...

Wah thx banget lho...btw ini harusnya bisa jadi 1 artikel blog lagi :))...panjaaaangggg

boendh4 said...

halaaahh..
kak anto..
itu komen atow artikel??

btw..
kalo gw siih..
"ilmu oriented"

hehe..

Jajang Kavita said...

Walah klo yang namanya knowledge oriented itu ya termasuk career oriented klo menurutku.. klo kita udah jago n loyal secara langsung akan naek jabatan...n klo aku pikir namanya milih itu harus sesuai dengan pertanyaannya ? (baca lagi pertanyaannya yah) piye tho :))

ayu wening said...

hihihi..
kok mirip ayu ya mas??

sebenernya siy ayu juga kepikiran untuk kerja di t4 lain (lewat cdc kan banyak tawaran), yang perusahaannya lebih mapan, lebih gede gajinya, lebih keren keliatannya, bla..bla..bla..

tapi ga tau kenapa, tergerak aja pengen jadi dosen. ceritanya, waktu itu ngobrol ma pak imam harjono, trus beliau nyaranin ayu jadi dosen ajah! mungkin awalnya kepikiran, workloadnya ga terlalu besar dan tidak monoton kerjanya, jadi masih banyak waktu untuk explore n improve kemampuan. dan berhubung kerjanya di t4 dimana ayu pernah kuliah notabene *yang ikut membesarkan dan membentuk ayu*, walau nominalnya tidak besar, kok jadi sayang yah dilepas..

kalo ayu siy, mending career oriented kalee.. kerjaan yang bikin kita nikmat ngejalaninnya! tanpa menutup mata bahwa kita juga butuh uang.

tapi ga tau siy, mungkin karena ayu cewe *ga wajib menafkahi* kalee yah..

saran ayu, yang penting.. selama kerja kita dihargai dan environment-nya asyiikk! ga ada alasan uang lebih penting dari loyalitas

Jajang Kavita said...

ya udah dikumpulin aja orangnya....ntar kita kontak 1 per 1 ...tapi basecamp di jakarta aja ... klo dibandung ntar paling balik ke gedung E lagi :((

Anonymous said...

walah jang, jang... masih dalam kebingungan kah? :D
untuk mas anto oke deh: ada renungan dari temanku ini:
kita ini nyari kerja atau nyari uang? kalo nyari kerja, ada banyak.

money is power kan. kalau ada uang di tangan, mo karir ngga jelas kita bisa punya tabungan. kita bisa beli asuransi, yang coverage-nya bisa lebih bagus dari jamsostek, askes, pensiun etc. kita bisa beli reksadana dan main saham. kita bisa buat usaha sendiri (maksudnya dari modal yg kita peroleh sendiri, bukan warisan orang tua...).

sekali lagi, itu adalah pilihan dalam membagi resiko.

Anonymous said...

Pekerjaan yang cocok banget buat orang IT adalah menjadi konsultan buat beberapa perusahaan besar. Bisa juga berwiraswata atau membuat program komersil yang kemudian dijual. Lisensi/royalti yang didapat bisa untuk menghidupi sampe 7 turunan.
Gitu aja ....

Anonymous said...

gimana kalo ke²nya kita raih... "Money Yes, Career Is Must " This is great solution :D